Senin, 27 Januari 2020

3 Hal Pokok dalam Pengajaran Buah Umur Dini



Pondasi Pengajaran Karakter di Umur Dini
Pengajaran buah hati umur dini (PAUD) merupakan pondasi pengajaran karakter. Jikalau pondasi kokoh, karenanya segala elemen dan struktur bangunan di atasnya mempunyai pijakan yang kuat. Sebaliknya, kalau pondasinya rapuh, karenanya betapapun baiknya pengajaran sesudah jangka waktu umur dini, bangunan pengajaran karakter itu gampang ambrol. Nah, mengobrol perihal pondasi pengajaran di umur dini tidak dapat lepas dari keadaan sulit bagaimana mencukupi keperluan dasar buah hati umur dini, yakni keperluan bermain.
Mari mulai pembahasan ini dengan sebuah pertanyaan: apa sih hakekatnya yang terjadi pada seorang buah hati umur dini ketika dia bermain? Ini pertanyaan penting sebab bermain merupakan komponen dasar dalam kehidupan buah hati umur dini. Dari wujud yang paling simpel, seperti menyentuh, mengatur dan menikmati tekstur benda, hingga wujud yang “canggih” seperti bermain lego atau balok unit. Segala itu pada hakikatnya kesibukan yang berperan dalam menolong buah hati tumbuh dan berkembang.

Ya, tentu tidak susah untuk memahami bahwa ada seperti itu banyak hal yang berlangsung pada buah hati umur dini ketika dia bermain. Buah umur dini bermain untuk mengetahui benda. Buah umur dini bermain untuk membangun daya lahiriah. Buah umur dini bermain untuk membangun kecakapan sosial dan emosionalnya. Dan, tentu saja, buah hati umur dini juga bermain untuk menemukan pengetahuan.


Cakupannya betul-betul luas. Tetapi, Sistem Pusat menyediakan tutorial yang simpel bagi para ayah dan ibu dan guru buah hati umur dini (juga calon ibu-ayah dan calon pengantin). Tutorial itu mencakup lima hal dasar dalam pengajaran buah hati umur dini.

#1 Keperluan Bermain
Bermain sebagai metode atau moda belajar buah hati umur dini telah menjadi pokok diskusi para pakar, malahan semenjak zaman klasik Yunani. Sebab itu, seandainya ada ayah dan ibu buah hati umur dini yang masih bicara menegur buah hati umur dini, “Bermain terus? Ayo belajar!” berarti dia belum tahu hakikat bermain bagi buah hati umur dini. Bermain merupakan kehidupan buah hati umur dini.Yang diperlukan buah hati umur dini dari ayah dan ibu dan guru merupakan arahan bermain yang bagaimana yang belajar.

Peneliti buah hati umur dini, Sara Smilansky, membagi bermain yang belajar bagi buah hati umur dini menjadi tiga macam: yakni bermain sensorimotor, bermain pembangunan, dan bermain peran. Sensori secara harfiah berarti yang terkait dengan indra dan motor terkait dengan gerak. Arti singkatnya, bermain sensorimotor merupakan bermain yang mengaktifkan indra dan menguatkan fungsi-fungsi gerak tubuh, pengaturan serta koordinasi gerak.

Figur: meraba, menyentuh, memukul, menekan dan lain-lain. Buah bermain air dengan alat hand-pump merupakan figur main sensorimotor. Buah bermain menggunting kertas, menyetrika pakaian, mengaduk atau mengocok busa sabun, finger painting juga masuk ke dalam klasifikasi macam main sensorimotor.

Bermain pembangunan (constructive play) berarti buah hati memanfaatkan bahan dan alat untuk mengekspresikan tenaga berdaya upaya dan tenaga khayalannya. Melukis, menggambar, main puzzle, main halma, tangram, balok unit, ronce dan lain-lain merupakan figur main pembangunan.

Sama seperti bermain sensorimotor dan bermin pembangunan, dorongan untuk bermain peran juga timbul secara alamiah pada tiap buah hati. Dalam bermain peran, dengan pengetahuan dan pemahaman yang telah ditempuhnya, buah hati berupaya mencoba peran-peran dalam kehidupan riil. Bermain menjadi ibu, menjadi ayah, menjadi dokter, menjadi pedagang, menjadi petani, menjadi penerbang, menjadi sopir bis…. apa saja. Dokter-dokteran atau mamah-mamahan, betul-betul awam, bukan?

Segala keperluan bermain itu oleh Sistem Pusat dicobapenuhi dan difasilitasi dengan agenda dan program. Supaya seluruh asepk tumbuh-kembang buah hati berproses dengan lancar dan maksimal layak dengan tahap-tahap perkembangannya. Ya tahap perkembangan merupakan hal penting kedua dalam PAUD.


#2 Tahap Perkembangan Buah
Ibarat bepergian ke sebuah kota, mengajar buah hati umur dini juga membutuhkan peta supaya hingga ke tujuan. Cuma saja, seandainya salah belok dalam bepergian dapat dibenarkan dengan bertanya. Tetapi, salah langkah dalam mengajar buah hati umur dini dapat berpengaruh permanen, sebab berurusan dengan instalasi kecakapan mental, bagus tenaga logika-kognitif ataupun emosionil-psikis.

Sekurang-kurangnya, belajar teori perkembangan psikis dan teori perkembangan kognitif merupakan bekal yang krusial bagi pasangan calon pengantin kalau kelak mau memahami bagaimana mengajar buah hati. Kecuali itu, belajar perihal tahap-tahap perkembangan otak (neurosains) semenjak bayi dalam kandungan hingga umur tujuh tahun tidak boleh diacuhkan.

Secara global, pengetahuan ini ada dalam ilmu Psikologi, secara khusus Psikologi Perkembangan. Tetapi, berhubungan erat dengan ini, para calon ayah dan ibu perlu juga belajar komponen-komponen tertentu dari psikologi kognitif, termasuk salah satunya teori kecerdasan jamak atau multiple intelligences.

Dengan pengetahuan itu, ayah dan ibu tahu metode yang pas berinteraksi dengan buah hati. Di dalamnya, ayah dan ibu malah sepatutnya memahami metode berkomunikasi yang benar dengan buah hati,yang berarti kecakapan berbahasa. Karena, bahasa ayah dan ibu merupakan salah satu unsur utama penentu kecerdasan buah hati. Ya, bahasa merupakan hal penting ketiga dalam PAUD.

#3 Bahasa yang Bagus dan Benar
Semenjak umur kehamilan menjelang minggu ke-25, fungsi-fungsi indra pendengaran calon bayi telah mulai berprofesi. Dia telah dapat memperdengarkan, lebih-lebih bunyi-bunyi ibu dan orang-orang terdekatnya. Bahasa yang bagus dan tertata dengan bagus akan diresapi buah hati sebagai bekal penting sebelum lahir.

Jadi, bukan mengada-ada seandainya para pakar menasihatkan untuk mengobrol terhadap calon bayi yang masih ada dalam kandungan. Bagi ibu yang beragama Islam, betul-betul disarankan untuk banyak-banyak membaca Al-Qur’an selama masa kehamilan, sebab suara-suara pelafalan ayat Al-Qur’an juga terserap.

Masa kelahiran hingga bayi berusia dua tahun merupakan jangka waktu paling krusial bagi buah hati dalam mengabsorpsi pola bahasa ibu (mother tongue). Pada jangka waktu inilah buah hati menginstal komponen terbesar dari kecakapan mengabsorpsi struktur bahasa. Progres peresapan ini, berdasarkan para pakar mulai melambat pada umur lima tahun dan stop kaprah-kaprah pada umur sembilan tahun. Karenanya, rangsang bahasa yang kaya, positif, artikulasi terang, dan berstruktur rapi merupakan komponen membangun struktur otak yang kaya, positif, terang dan berstruktur rapi.

Jikalau otak kaya dan rapi semenjak dini, karenanya bukan cuma buah hati mempunyai bekal kecakapan belajar yang tinggi, tapi perilaku dan sikapnya juga ikut serta rapi. Jadi, hal penting keempat dalam PAUD merupakan membangun sikap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar