Pondasi Pengajaran Karakter di
Umur Dini
Pengajaran buah hati umur dini
(PAUD) merupakan pondasi pengajaran karakter. Jikalau pondasi kokoh, karenanya
segala elemen dan struktur bangunan di atasnya mempunyai pijakan yang kuat.
Sebaliknya, kalau pondasinya rapuh, karenanya betapapun baiknya pengajaran
sesudah jangka waktu umur dini, bangunan pengajaran karakter itu gampang ambrol.
Nah, mengobrol perihal pondasi pengajaran di umur dini tidak dapat lepas dari
keadaan sulit bagaimana mencukupi keperluan dasar buah hati umur dini, yakni
keperluan bermain.
Mari mulai pembahasan ini dengan
sebuah pertanyaan: apa sih hakekatnya yang terjadi pada seorang buah hati umur
dini ketika dia bermain? Ini pertanyaan penting sebab bermain merupakan
komponen dasar dalam kehidupan buah hati umur dini. Dari wujud yang paling
simpel, seperti menyentuh, mengatur dan menikmati tekstur benda, hingga wujud
yang “canggih” seperti bermain lego atau balok unit. Segala itu pada hakikatnya
kesibukan yang berperan dalam menolong buah hati tumbuh dan berkembang.
Ya, tentu tidak susah untuk
memahami bahwa ada seperti itu banyak hal yang berlangsung pada buah hati umur
dini ketika dia bermain. Buah umur dini bermain untuk mengetahui benda. Buah
umur dini bermain untuk membangun daya lahiriah. Buah umur dini bermain untuk
membangun kecakapan sosial dan emosionalnya. Dan, tentu saja, buah hati umur
dini juga bermain untuk menemukan pengetahuan.
Cakupannya betul-betul luas.
Tetapi, Sistem Pusat menyediakan tutorial yang simpel bagi para ayah dan ibu
dan guru buah hati umur dini (juga calon ibu-ayah dan calon pengantin).
Tutorial itu mencakup lima hal dasar dalam pengajaran buah hati umur dini.
#1 Keperluan Bermain
Bermain sebagai metode atau moda
belajar buah hati umur dini telah menjadi pokok diskusi para pakar, malahan
semenjak zaman klasik Yunani. Sebab itu, seandainya ada ayah dan ibu buah hati
umur dini yang masih bicara menegur buah hati umur dini, “Bermain terus? Ayo
belajar!” berarti dia belum tahu hakikat bermain bagi buah hati umur dini.
Bermain merupakan kehidupan buah hati umur dini.Yang diperlukan buah hati umur
dini dari ayah dan ibu dan guru merupakan arahan bermain yang bagaimana yang
belajar.
Peneliti buah hati umur dini,
Sara Smilansky, membagi bermain yang belajar bagi buah hati umur dini menjadi
tiga macam: yakni bermain sensorimotor, bermain pembangunan, dan bermain peran.
Sensori secara harfiah berarti yang terkait dengan indra dan motor terkait
dengan gerak. Arti singkatnya, bermain sensorimotor merupakan bermain yang
mengaktifkan indra dan menguatkan fungsi-fungsi gerak tubuh, pengaturan serta
koordinasi gerak.
Figur: meraba, menyentuh, memukul,
menekan dan lain-lain. Buah bermain air dengan alat hand-pump merupakan figur
main sensorimotor. Buah bermain menggunting kertas, menyetrika pakaian,
mengaduk atau mengocok busa sabun, finger painting juga masuk ke dalam
klasifikasi macam main sensorimotor.
Bermain pembangunan (constructive
play) berarti buah hati memanfaatkan bahan dan alat untuk mengekspresikan
tenaga berdaya upaya dan tenaga khayalannya. Melukis, menggambar, main puzzle,
main halma, tangram, balok unit, ronce dan lain-lain merupakan figur main
pembangunan.
Sama seperti bermain sensorimotor
dan bermin pembangunan, dorongan untuk bermain peran juga timbul secara alamiah
pada tiap buah hati. Dalam bermain peran, dengan pengetahuan dan pemahaman yang
telah ditempuhnya, buah hati berupaya mencoba peran-peran dalam kehidupan riil.
Bermain menjadi ibu, menjadi ayah, menjadi dokter, menjadi pedagang, menjadi
petani, menjadi penerbang, menjadi sopir bis…. apa saja. Dokter-dokteran atau
mamah-mamahan, betul-betul awam, bukan?
Segala keperluan bermain itu oleh
Sistem Pusat dicobapenuhi dan difasilitasi dengan agenda dan program. Supaya
seluruh asepk tumbuh-kembang buah hati berproses dengan lancar dan maksimal
layak dengan tahap-tahap perkembangannya. Ya tahap perkembangan merupakan hal
penting kedua dalam PAUD.
#2 Tahap Perkembangan Buah
Ibarat bepergian ke sebuah kota,
mengajar buah hati umur dini juga membutuhkan peta supaya hingga ke tujuan.
Cuma saja, seandainya salah belok dalam bepergian dapat dibenarkan dengan
bertanya. Tetapi, salah langkah dalam mengajar buah hati umur dini dapat
berpengaruh permanen, sebab berurusan dengan instalasi kecakapan mental, bagus
tenaga logika-kognitif ataupun emosionil-psikis.
Sekurang-kurangnya, belajar teori
perkembangan psikis dan teori perkembangan kognitif merupakan bekal yang
krusial bagi pasangan calon pengantin kalau kelak mau memahami bagaimana
mengajar buah hati. Kecuali itu, belajar perihal tahap-tahap perkembangan otak
(neurosains) semenjak bayi dalam kandungan hingga umur tujuh tahun tidak boleh
diacuhkan.
Secara global, pengetahuan ini
ada dalam ilmu Psikologi, secara khusus Psikologi Perkembangan. Tetapi,
berhubungan erat dengan ini, para calon ayah dan ibu perlu juga belajar
komponen-komponen tertentu dari psikologi kognitif, termasuk salah satunya
teori kecerdasan jamak atau multiple intelligences.
Dengan pengetahuan itu, ayah dan
ibu tahu metode yang pas berinteraksi dengan buah hati. Di dalamnya, ayah dan
ibu malah sepatutnya memahami metode berkomunikasi yang benar dengan buah
hati,yang berarti kecakapan berbahasa. Karena, bahasa ayah dan ibu merupakan
salah satu unsur utama penentu kecerdasan buah hati. Ya, bahasa merupakan hal
penting ketiga dalam PAUD.
#3 Bahasa yang Bagus dan Benar
Semenjak umur kehamilan menjelang
minggu ke-25, fungsi-fungsi indra pendengaran calon bayi telah mulai
berprofesi. Dia telah dapat memperdengarkan, lebih-lebih bunyi-bunyi ibu dan
orang-orang terdekatnya. Bahasa yang bagus dan tertata dengan bagus akan
diresapi buah hati sebagai bekal penting sebelum lahir.
Jadi, bukan mengada-ada
seandainya para pakar menasihatkan untuk mengobrol terhadap calon bayi yang
masih ada dalam kandungan. Bagi ibu yang beragama Islam, betul-betul disarankan
untuk banyak-banyak membaca Al-Qur’an selama masa kehamilan, sebab suara-suara
pelafalan ayat Al-Qur’an juga terserap.
Masa kelahiran hingga bayi
berusia dua tahun merupakan jangka waktu paling krusial bagi buah hati dalam
mengabsorpsi pola bahasa ibu (mother tongue). Pada jangka waktu inilah buah
hati menginstal komponen terbesar dari kecakapan mengabsorpsi struktur bahasa.
Progres peresapan ini, berdasarkan para pakar mulai melambat pada umur lima
tahun dan stop kaprah-kaprah pada umur sembilan tahun. Karenanya, rangsang
bahasa yang kaya, positif, artikulasi terang, dan berstruktur rapi merupakan
komponen membangun struktur otak yang kaya, positif, terang dan berstruktur
rapi.
Jikalau otak kaya dan rapi
semenjak dini, karenanya bukan cuma buah hati mempunyai bekal kecakapan belajar
yang tinggi, tapi perilaku dan sikapnya juga ikut serta rapi. Jadi, hal penting
keempat dalam PAUD merupakan membangun sikap.